EMPAT BANDAR NARKOBA DIVONIS MATI
EMPAT BANDAR NARKOBA
DIVONIS MATI
BANDAR LAMPUNG - Majelis hakim menjatuhkan vonis
hukuman mati kepada empat dari enam bandar narkoba yang menjadi terdakwa kasus
pengiriman 134 kilogram ganja. Putusan tersebut dibacakan majelis hakim di
Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Kanus(11/1) Keempat terdakwa yang
mendapatkan vonis hukuman mati adalah Hendrik Saputra (24). Haryono (24),
Satria Aji Andika (21), dan Ridho Yudiantara (27). Sedangkan dua terdakwa
lainnya mendapatkan hukuman bervariasi. Terdakwa Agus Purnomo (35)
dijatuhi pidana 20_ ta-s hun; penjara dan denda Rp 1 miliar 'dan terdakwa
Rizqi Arijumanto (24) divonis pidana penjara seumur hidup. Proses
persidangan keenam terdakwa digelar secara bergantian.
Sebelum membacakan amar putusan, majelis hakim yang diketuai Syahri Adamy lebih dulu menggelar sidang lanjutan agenda pembelaan (pleidoi). Menurut Syahri, keenam terdakwa terbukti secara bersalah telah melakukan pemufakatan jahat mengedarkan narkoba jenis ganja sebagaimana diatur dalam Pasal 114 UndangUndang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Menjatuhkan pidana hukuman mati kepada terdakwa Hendrik Saputra, Haryono, Satria Aji Andika, dan Ridho Yudiantara. Pidana seumur hidup kepada terdakwa Rizki Arijumanto dan pidana 20 tahun penjara kepada terdakwa Agus Purnomo dan denda Rp 1 miliar," ujar Syahri.
Menurut majelis hakim, para terdakwa tidak ada hal yang meringankan Para terdakwa dijatuhi hukuman yang paling berat karena terbukti dan memenuhi unsur pemufakatan jahat untuk mengedarkan narkoba. Kemudian para terdakwa ' juga merupakan jaringan bandar narkoba yang berpotensi merusak kehidupan para generasi penerus bangsa. ,"Sehingga para terdakwa dijatuhi hukuman paling berat dan sesuai dengan hukuman yang terdapat di Undang-Undang Narkotika No 35 Tahun 2009," jelasnya. Selain itu, lanjut hakim,para terdakwa memberikan keterangan yang berbelitbelit di dalam persidangan dan tidak mengindahkan ' program pemerintah tentang pemberantasan narkoba. Atas putusan tersebut, terdakwa Hendrik, Haryono, Rizqi dan Ridho mengajukan banding. Kemudian Agus dan Satria Aji menyatakan pikir-pikir.
Kasus ini terungkap pada April 2017 lalu. Ketika itu. Direktorat Reserse Narkoba Polda Lampung mendapatkan informasi adanya paket mencurigakan yang dikirim dari Medan, Sumatera Utara. Paket tersebut ditujukan ke, alamat fiktif yaitu Panti Asuhan Alkhairi Amanah. Jalan Wijaya Kusuma, No 10, Rawa Laut, Pahoman. Bandar Lampung.
Sebelum membacakan amar putusan, majelis hakim yang diketuai Syahri Adamy lebih dulu menggelar sidang lanjutan agenda pembelaan (pleidoi). Menurut Syahri, keenam terdakwa terbukti secara bersalah telah melakukan pemufakatan jahat mengedarkan narkoba jenis ganja sebagaimana diatur dalam Pasal 114 UndangUndang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Menjatuhkan pidana hukuman mati kepada terdakwa Hendrik Saputra, Haryono, Satria Aji Andika, dan Ridho Yudiantara. Pidana seumur hidup kepada terdakwa Rizki Arijumanto dan pidana 20 tahun penjara kepada terdakwa Agus Purnomo dan denda Rp 1 miliar," ujar Syahri.
Menurut majelis hakim, para terdakwa tidak ada hal yang meringankan Para terdakwa dijatuhi hukuman yang paling berat karena terbukti dan memenuhi unsur pemufakatan jahat untuk mengedarkan narkoba. Kemudian para terdakwa ' juga merupakan jaringan bandar narkoba yang berpotensi merusak kehidupan para generasi penerus bangsa. ,"Sehingga para terdakwa dijatuhi hukuman paling berat dan sesuai dengan hukuman yang terdapat di Undang-Undang Narkotika No 35 Tahun 2009," jelasnya. Selain itu, lanjut hakim,para terdakwa memberikan keterangan yang berbelitbelit di dalam persidangan dan tidak mengindahkan ' program pemerintah tentang pemberantasan narkoba. Atas putusan tersebut, terdakwa Hendrik, Haryono, Rizqi dan Ridho mengajukan banding. Kemudian Agus dan Satria Aji menyatakan pikir-pikir.
Kasus ini terungkap pada April 2017 lalu. Ketika itu. Direktorat Reserse Narkoba Polda Lampung mendapatkan informasi adanya paket mencurigakan yang dikirim dari Medan, Sumatera Utara. Paket tersebut ditujukan ke, alamat fiktif yaitu Panti Asuhan Alkhairi Amanah. Jalan Wijaya Kusuma, No 10, Rawa Laut, Pahoman. Bandar Lampung.
Setelah mendapatkan laporan tersebut, polisi melakukan
pengintaian di kan. tor jasa pengiriman barang di Jalan Seokarno-Hatta, Bypass,
Bandar Lampung. Setelah barang diambil oleh empat pelaku menggunakan mobil,
kemudian anggotanya membuntuti pelaku dan melakukan penggerebekan. Kecurigaan
polisi terbukti. Paket yang terdiri dari dua boks besar itu ternyata berisi 134
kilogram ganja. Paket tersebut disamarkan dengan cara ditutupi pakaian
anakanak.
Bandar Lampung, Bandar Lampung Pendidikan
Bandar Lampung, Bandar Lampung Pendidikan
Komentar
Posting Komentar